Anda membutuhkan panduan atau pedoman penulisan soal ulangan semester 1 tahun pelajaran 2017/2018? kalau demikian, maka silahkan ambil file nya dengan cara klik - "SIMPAN PANDUAN PENULISAN SOAL PDF"
Pada dikala ini umumnya tes prestasi berguru atau tes prestasi akademik memakai tes bentuk soal pilihan ganda (PG) alasannya yaitu dikala ini tes PG dipandang sebagai tes objektif yang efisien digunakan untuk jumlah penerima besar. Untuk masa yang akan tiba ketika skoring soal isian atau essay sanggup dilakukan oleh mesin, bukan mustahil soal untuk evaluasi eksternal memakai soal isian atau essay.
Untuk menjamin kualitas soal tes yang terstandar, pengembangan tes melalui beberapa tahap. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun tes terstandar yaitu (1) menentukan tujuan tes; (2) menentukan contoh yang akan digunakan (kriteria atau norma); (3) menciptakan kisi-kisi; (4) menentukan soal-soal dari kumpulan soal yang sudah ada sesuai dengan kisi-kisinya. Apabila soal yang diambil merupakan soal baru, soal-soal tersebut harus melalui tahap telaah secara kualitatif, revisi, ujicoba, dan analisis hasil ujicoba sehingga diperoleh soal yang baik dari segi kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, pengadministrasian tes (pelaksanaan tes) juga dibentuk standar. Untuk tes prestasi terstandar, soal-soal harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai penerima didik. Dalam hal ini kurikulum atau standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditetapkan apabila tes tersebut akan digunakan untuk kelulusan. Proses penskorannya juga harus dilakukan terstandar terutama apabila ada soal berbentuk uraian sehingga hasil tes tersebut sanggup dilihat keterbandingannya.
Berikut kami bagikan panduan penulisan soal smp/mts tahun 2017 yang bersumber dari balitbang yakni Tahapan pengembangan bank soal meliputi:
1. Penyusunan kisi-kisiKisi-kisi digunakan sebagai pedoman bagi penulis soal supaya diperoleh soal yang sesuai dengan tujuan.
2. Penulisan soalSoal ditulis oleh beberapa penulis soal menurut kisi-kisi. Soal-soal yang dihasilkan merupakan soal-soal mentah.
3. Review dan Revisi (Telaah dan Perbaikan)Review yaitu menelaah soal mentah secara kualitatif menurut kaidah penulisan soal oleh penelaah soal. Hasil review soal diklasifikasikan menjadi soal baik, soal kurang baik, dan soal ditolak. Soal baik eksklusif diterima, soal kurang baik perlu diperbaiki sehingga diperoleh soal yang baik, dan soal yang ditolak dikembalikan ke penulis.
4. Perakitan soalSoal-soal baik selanjutnya dirakit menjadi beberapa paket soal untuk diujicobakan. Pada dikala perakitan, dimasukkan beberapa soal yang berfungsi sebagai soal linking antarpaket. Soal-soal linking tersebut diambil dari bank soal yang telah mempunyai karakteristik soal.
5. Ujicoba soalPaket-paket soal diujicobakan kepada penerima didik yang sedang menempuh jenjang pendidikan yang sesuai dengan jenjang pendidikan pada tes tersebut. Misalnya, soal-soal Bahasa Indonesia kelas VIII diujikan kepada penerima didik kelas VIII di simpulan tahun pelajaran atau kepada penerima didik kelas IX di awal tahun pelajaran. Peserta didik dalam menjawab soal-soal tes tersebut harus serius seakan-akan ujian yang bergotong-royong walaupun pada ujicoba ini yang akan dilihat yaitu kualitas soalnya bukan kompetensi penerima didik. Ujicoba soal digunakan untuk mengumpulkan data empirik perihal soal berupa jawaban-jawaban penerima didik terhadap soal.
6. Analisis kuantitatifData empirik dari hasil ujicoba dianalisis secara kuantitatif dengan memakai agenda analisis, baik klasik maupun modern. Program analisis secara klasik memakai iteman. Hasil iteman meliputi daya beda, tingkat kesukaran, penyebaran option, dan cek kunci. Selanjutnya, soal-soal tersebut dianalisis memakai teori tes modern (Item Response Theory). Program yang sanggup digunakan antara lain Bigsteps, Winsteps, Quest, Conquestuest, RUMM. Dengan memakai analisis teori tes modern sanggup diperoleh informasi kesesuaian soal dengan model (fit terhadap model), disamping tingkat kesukaran soal.
7. Seleksi soalBerdasarkan hasil analisis soal, soal-soal dikelompokkan menjadi soal baik, soal perlu revisi, dan soal ditolak. Berdasarkan teori tes klasik soal-soal baik yaitu soal yang mempunyai daya beda tinggi, ditunjukkan dengan kekerabatan point biserial di atas 0,2 dan semua distraktor berfungsi. Berdasarkan teori tes modern, soal yang baik yaitu soal yang sesuai (fit) dengan model, ditunjukan oleh statistik fit, ibarat infit atau outfit. Soal-soal baik dimasukkan ke dalam bank soal. Soal dengan daya beda rendah dan terdapat distraktor yang tidak berfungsi perlu direvisi. Soal yang tidak mempunyai daya beda dan sebagian distraktor tidak berfungsi ditolak.
1. Pengertian kisi-kisi
Kisi-kisi yaitu suatu format berbentuk matriks berisi informasi yang sanggup dijadikan pedoman untuk menulis atau merakit soal. Kisi-kisi disusun menurut tujuan penggunaan tes. Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Bila beberapa penulis soal memakai satu kisi-kisi, akan dihasilkan soal-soal yang relatif sama (paralel) dari tingkat kedalaman dan cakupan bahan yang ditanyakan.
Kisi-kisi tes prestasi akademik harus memenuhi persyaratan berikut:
1) Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan.2) Komponen-komponennya rinci, jelas, dan gampang dipahami.
3) Indikator soal harus terperinci dan sanggup dibentuk soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah ditetapkan.
3. Komponen kisi-kisi
Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam sebuah kisi-kisi diadaptasi dengan tujuan tes. Komponen kisi-kisi terdiri atas komponen identitas dan komponen matriks. Komponen identitas diletakkan di atas komponen matriks. Komponen identitas meliputi jenis/jenjang sekolah, agenda studi/jurusan, mata pelajaran, tahun ajaran, kurikulum yang diacu, alokasi waktu, jumlah soal, dan bentuk soal. Komponen-komponen matriks berisi kompetensi dasar yang diambil dari kurikulum, kelas dan semester, materi, indikator, level kognitif, dan nomor soal. Berikut ini yaitu diagram yang menggambarkan proses penjabaran kompetensi dasar (KD) menjadi indikator.
Langkah-langkah menyusun kisi-kisi: 1) menentukan KD yang akan diukur;
2) menentukan bahan yang esensial;
3) merumuskan indikator yang mengacu pada KD dengan memperhatikan bahan dan level kognitif.
Kriteria pemilihan bahan yang esensial:
• lanjutan/pendalaman dari satu bahan yang sudah dipelajari sebelumnya. • penting harus dikuasai penerima didik. • sering dibutuhkan untuk mempelajari mata pelajaran lain. • berkesinambungan pada semua jenjang kelas. • mempunyai nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator dijadikan contoh dalam menciptakan soal. Di dalam indikator tergambar level kognitif yang harus dicapai dalam KD. Kriteria perumusan indikator:
1) Memuat ciri-ciri KD yang akan diukur.2) Memuat kata kerja operasional yang sanggup diukur (satu kata kerja operasional untuk soal pilihan ganda, satu atau lebih dari satu kata kerja operasional untuk soal uraian).
3) Berkaitan dengan materi/konsep yang dipilih.
4) Dapat dibentuk soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah ditetapkan. Komponen-komponen indikator soal yang perlu diperhatikan yaitu subjek, sikap yang akan diukur, dan kondisi/konteks/stimulus.
Berikut contoh kisi kisi penulisan soal jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran IPS Kurikulum 2013 bentuk soal pilihan Ganda.
A. Teknik Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda (PG)
Soal PG merupakan bentuk soal yang jawabannya sanggup dipilih dari beberapa kemungkinan balasan (option) yang telah disediakan. Setiap soal PG terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan balasan (option). Pilihan balasan terdiri atas kunci balasan dan pengecoh (distractor). Kunci balasan merupakan balasan benar atau paling benar, sedangkan pengecoh merupakan balasan tidak benar, tetapi penerima didik yang tidak menguasai bahan mungkinkan menentukan pengecoh tersebut.
Beberapa keunggulan dari bentuk soal PG adalah:
➢ sanggup diskor dengan mudah, cepat, dan mempunyai objektivitas yang tinggi;
➢ sanggup mengukur banyak sekali tingkatan kognitif;
➢ meliputi ruang lingkup bahan yang luas;
➢ sempurna digunakan untuk ujian berskala besar yang alhasil harus segera
diumumkan, ibarat ujian nasional, ujian simpulan sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri.
Selamat tiba di Guruprofe.blogspot.com Beberapa keterbatasan dari bentuk soal PG adalah:
➢ perlu waktu usang untuk menyusun soalnya;➢ sulit menciptakan pengecoh yang homogen dan berfungsi;
➢ terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban
Dalam menulis soal bentuk PG, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut:
❑ Materi1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Pilihan balasan harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
3. Setiap soal harus mempunyai satu balasan yang benar atau yang paling benar.
1. Pokok soal harus dirumuskan secara terperinci dan tegas.
2. Rumusan pokok soal dan pilihan balasan harus merupakan pernyataan yang dibutuhkan saja.
3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah balasan benar.
4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
5. Panjang rumusan pilihan balasan harus relative sama.
6. Pilihan balasan jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan balasan di atas salah” atau “Semua pilihan jawabandi atas benar”.
7. Pilihan balasan yang berbentuk angka atau waktu harus disusun menurut urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologisnya.
8. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus terperinci dan berfungsi.
9. Butir soal jangan bergantung pada balasan soal sebelumnya. ❑ Bahasa
1. Setiap soal harus memakai bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
2. Jangan memakai bahasa yang berlaku setempat kalau soal akan digunakan untuk tempat lain atau nasional.
3. Setiap soal harus memakai bahasa yang komunikatif.
4. Setiap pilihan balasan jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.
Hal-hal penting lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal:
1. Soal dihentikan menyinggung suku, agama, ras, antargolongan (SARA).2. Soal dihentikan bermuatan politik, pornografi, promosi produk komersil (iklan) atau instansi (nama sekolah, nama wilayah), kekerasan, dan bentuk lainnya yang sanggup menjadikan pengaruh negatif atau hal-hal yang sanggup menguntungkan atau merugikan kelompok tertentu.
Adapun berikut Contoh soal yang baik dan benar:
Untuk lebih jelasnya silahkan - SIMPAN PANDUAN PENULISAN SOAL PDF. semoga bermanfaat
EmoticonEmoticon