Sahabat guru Indonesia maupun pembaca setia blog yang ingin mengikuti Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016. admin sarankan anda membaca "Pedoman Pelaksanaan Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016" biar mengetahui apa saja Persyaratan Peserta, Topik Simposium, Dokumen yang Harus dilengkapi , Sistematika Penulisan, sistem penilaian dan juga informasi penting lainnya. Nah untuk lebih jelasnya pada posting kali ini akan admin tuliskan secara lengkap sehingga lebih gampang dipahami para penerima Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016. Selamat membaca.
DOWNLOAD Pedoman Pelaksanaan Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016 FORMAT PDF - DISINI Adapun pedoman yang admin sampaikan ini bersumber dari website resmi kementerian pendidikan dan kebudayaan yang beralamat di http://simposium.gtk.kemdikbud.go.id/. Untuk lebih jelasnya eksklusif saja baca dan pahami secara berdikari oleh bapak dan ibu guru. terima kasih
Pedoman Pelaksanaan Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016
Simposium GTK Tingkat Nasional merupakan wahana yang mempunyai kegunaan untuk menuangkan ide, gagasan, dan mencari pemecahan problem strategis wacana pendidikan dengan melibatkan unsur pakar perguruan tinggi, praktisi pendidikan, pemerhati pendidikan, LSM pendidikan, serta guru, dan tenaga kependidikan berprestasi tingkat nasional. Simposium ini juga mempresentasikan karya ilmiah dan penemuan pembelajaran guru dalam bentuk seminar dan ekspo hasil karya ilmiah serta penemuan pembelajaran guru, pamong belajar, tutor dan penilik. Berdasarkan amanat undang-undang tersebut di atas, maka pada tahun 2016 akan menyelenggarakan acara Simposium Tingkat Nasional pada tanggal 24-25 November 2016.
DAFTAR ISI - KATA PENGANTAR ...............................................I
- DAFTAR ISI.............................................................. II
- BAB I PENDAHULUAN
- Rasionalisasi ........................................ .3
- Dasar Hukum ......................................... ..3
- Tujuan .................................................. ..4
- Manfaat .......................................4
- Dampak ........................................................ ..4
- BAB II PENGERTIAN, PERSYARATAN, SASARAN, DAN SIFAT PENYELENGGARAAN
- Pengertian ..................................................................... 5
- Persyaratan Peserta.............................. 5
- Topik Simposium................................... 6
- Dokumen yang Harus Diserahkan ........................ 6
- Sistematika Penulisan................................ 6
- Teknik Penulisan Naskah ............................. 7
- Sasaran Simposium........... ......................... 7
- Sifat Penyelenggaraan Simposium......................... 7
- BAB III KEPANITIAAN, PENJURIAN, DAN MEKANISME PENYELENGGARAAN
- Kepanitiaan ........................... 8
- Penilaian dan Penjurian...........................................8
- Jadwal Penyelenggaraan .......................... 9
- Penghargaan.................................. 9
- Pembiayaan ............................. 9
- Mekanisme Penyelenggaraan ................... 9
- BAB IV PENUTUP....................................11
Sahabat guru. Tujuan Umum Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendorong kreativitas GTK dalam menghasilkan karya ilmiah yang strategis atau permasalahan terkini di bidang pendidikan. sedangkan Tujuan Khususnya ialah sebagai berikut:
- Meningkatkan kompetensi GTK dalam pelaksanaan kiprah dan profesinya;
- Menambah wawasan, pemahaman, pengalaman GTK dalam melaksanakan kiprah profesinya;
- Mencari, menggali dan menemukan pandangan gres karya terbaik;
- Memberikan penghargaan atas pandangan gres karya terbaik GTK.
Sedangkan manfaat dari acara simposium Guru ini ialah sebagai berikut
- Meningkatnya kompetensi GTK dalam pelaksanaan kiprah dan profesinya;
- Bertambahnya wawasan, pemahaman, pengalaman GTK dalam melaksanakan tugas
profesinya; - Adanya, pandangan gres karya terbaik GTK;
- Terlaksananya pinjaman penghargaan atas pandangan gres karya terbaik GTK
Pada BAB II dijelaskan juga wacana PENGERTIAN, PERSYARATAN, SASARAN, DAN SIFAT PENYELENGGARAAN acara Simposium gtk 2016 sebagaimana admin tuliskan dibawah ini
A. Pengertian Simposium ialah pertemuan antara GTK, Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah di seluruh Indonesia untuk mengemukakan dan menampilkan karya tulis berupa ide, gagasan, dan solusi yang paling efektif wacana isu-isu strategis sesuai dengan 10 topik yang telah ditetapkan oleh Ditjen GTK.
Guru ialah pendidik profesional dengan kiprah utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi proses pembelajaran pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Tenaga Kependidikan ialah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Sedangkan Mengenai persyaratan penerima sendiri terdiri dari persyaratan Umum dan khusus yang bisa anda baca melalui goresan pena dibawah
1. Persyaratan Umum a. Guru dan/ atau Tenaga Kependidikan jenjang PAUD Dikmas, Dikdas, dan Dikmen
b. Memiliki NUPTK atau NRG
c. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
d. Sehat jasmani dan rohani (dibuktikan dengan surat keterangan dokter)
2. Persyaratan Khusus a. Membuat dan menyerahkan artikel sesuai dengan topik yang telah ditetapkan;
b. Satu orang calon penerima hanya mengirimkan satu artikel;
c. Artikel harus orisinil merupakan hasil karya sendiri;
d. Artikel belum pernah dipublikasikan dan/atau tidak sedang diikutkan dalam perlombaan tingkat nasional yang sejenis;
e. Tulisan tidak mengandung unsur SARA;
f. Artikel dikirim melalui laman http://simposium.gtk.kemdikbud.go.id dalam format pdf (bukan format JPG);
Nah menurut pedoman simposium kemdikbud tahun 2016, maka Topik Simposium ada 10 yang bisa dipelajari. Untuk lebih jelasnya berikut admin tuliskan
10 topik Simposium Guru Tahun 2016
1. Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan Penguatan Pendidikan abjad di satuan pendidikan (sekolah) menjadi sangat penting dan diperlukan sanggup menjadi solusi dalam perbaikan kualitas sumber daya manusia/siswa sehingga melahirkan generasi yang berkarakter dan menghormati nilainilai luhur bangsa dan agama.
Anda sanggup mengangkat permasalahan-permasalahan di lapangan terkait karakter, misalnya:
(1) “Mewujudkan Sekolah yang Aman dan Nyaman Bagi Peserta Didik”, mengingat masih maraknya kekerasan dalam pendidikan, baik yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa, oleh siswa terhadap guru, oleh guru terhadap siswa, dan oleh orangtua terhadap guru, berikan solusi mengatasinya. Dalam UU Perlindungan Anak, kekerasan dalam bentuk dan tujuan apapun tidak lagi diperkenankan dalam pendidikan.
(2) “Menguatkan nilai-nilai Kebangsaan dan penghargaan atas kebhinekaan di Sekolah”, mengingat mulai tumbuhnya sikap-sikap anti keragaman di kalangan siswa yang sanggup mengancam persatuan, kesatuan dan kebhinekaan di Indonesia.
(3) “Mewujudkan tata kelola Sekolah yang Baik, Transparan dan Akuntabel”, megingat masih maraknya pungli dan praktek korupsi di banyak sekali sekolah terkait pengelolaan keuangan yang berasal dari APBN dan APBD, sehingga jikalau tidak diatasi hal ini akan mengakibatkan pelayanan siswa terganggu dan kualitas pendidikan menurun
2. Optimalisasi Pendidikan Inklusi Siswa berkebutuhan khusus menerima perlakukan yang bebeda dalam hal pelayanan pendidikan, sehingga dalam hal pelayanan pendidikannya harus terpisah dari bawah umur yang normal supaya proses pembelajaran tidak terganggu. Sekolah berkebutuhan khusus mengikuti model pendidikan model segresi menempatkan siswa berkebutuhan khusus di sekolah khusus (SLB). Mulai dari Sarana dan prasaran pembelajaran, kurikulum dan guru harus khusus tidak sama dengan sekolah pada umumnya.
Saudara sanggup menuliskan “tantangan dan impian dalam Optimalisasi Pendidikan Inklusi”.
Siswa penyandang disabilitas harus menerima perlakukan yang sama dalam hal pelayanan pendidikan, sehingga dalam hal pelayanan pendidikannya mereka sanggup bersekolah di sekolah-sekolah umum yang ditunjuk menyelenggarakan pendidikan inklusi. Sekolah tersebut wajib melaksanakan pelayanan pada siswa berkebutuhan khusus tersebut mulai dari sarana dan prasarana pembelajaran hingga gurunya. Jika Ujian Nasional pun pemerintah wajib menyediakan soal Braille bagi siswa tunanetra.
Saudara sanggup menuliskan :
(1) Tantangan dan impian dalam Penerapan Pendidikan Inklusi di Sekolah Umum.
(2) Kendala Sekolah Umum penyelenggara Pendidikan Inklusi dalam Pelayanan Berkualitas bagi siswa Berkebutuhan Khusus.
(3) Praktek Terbaik Pelayanan Pendidikan Inklusi di Sekolah Umum.
3. Revitalisasi Sekolah Menengah kejuruan dalam Menghadapi Daya Saing Ketenagakerjaan Pemerintah sedang menggalakkan pendidikan vokasi dan berencana menambah jumlah Sekolah Kejuruan berkali-kali lipat dari yang sudah ada. Hal ini diarahkan untuk menyediakan tenaga kerja terampil di dunia usaha. Langkah ini tentu saja akan menghadapi banyak sekali hambatan dan tantangan. Untuk itu anda sanggup menuliskan:
- Tantangan dan Harapan Pendidikan Kejuruan di Indonesia
- Kendala Pendidikan Kejuruan di sekolah Negeri
- Praktik Terbaik Pendidikan Kejuruan di Indonesia
- Kompetensi Apa Yang Sesuai Kebutuhan dan Tuntutan Pasar
- Upaya Mengembangkan Pendidikan Kejuruan Kemaritiman dalam Upaya Menunjang Indonesia sebagai Poros Maritim.
4. Membangun Budaya Literasi di Satuan Pendidikan Budaya menyerupai disebutkan wikipedia.org diartikan sebagai sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan mencakup sistem pandangan gres atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan literasi dalam Kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang bekerjasama dengan tulis-menulis. Dalam konteks kekinian, literasi atau literer mempunyai definisi dan makna yang sangat luas. Literasi bisa berarti melek teknologi, politik, berpikiran kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Maka secara sederhana, budaya literasi sanggup didefinisikan sebagai kemampuan menulis dan membaca masyarakat dalam suatu Negara.
Membaca dan menulis belum mengakar berpengaruh dalam budaya bangsa kita. Masyarakat lebih sering menonton atau mendengar dibandingkan membaca apalagi menulis. Kondisi di atas tidak hanya pada kalangan awam (masyarakat umum), lingkungan berakal atau dunia pendidikan pun masih jauh dari apa yang disebut budaya literasi. Peserta didik belum tertanam kecintaan membaca. Bahkan tak sedikit dari para guru yang juga sama keadaanya. Itu bisa dibuktikan dengan minimnya jumlah buku yang dimiliki mereka. Perpustakaan sekolah yang tak terawat sanggup menjadi saksi bisu betapa civitas akademika itu jauh dari budaya literasi. Sebab itu, di awal tahun pelajaran 2015-2016 yang lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Permendikbud nomor 23 tahun 2015 wacana Penumbuhan Budi Pekerti, salah satu poinnya mewajibkan para siswa untuk membaca buku 10 – 15 menit sebelum jam berguru dimulai.
Ide, gagasan, atau pendapat yang sanggup digali terkait dengan budaya literasi : Pengalaman membiasakan baca – tulis di sekolah
Mengelola perpustakaan sebagai sentra sumber berguru yang menyenangkan
Membaca dan Menulis, Kompetensi Dasar yang harus dimiliki Pendidik
5. Profesionalitas Guru dan Tenaga Kependidikan melalui Guru dan Tenaga Kependidikan Pembelajar Perubahan Paradigma Peningkatan Kapasitas GTK.
Kesiapan GTK dalam menghadapi perubahan teknologi.
Modalitas GTK Pembelajar
6. Pelindungan Guru dan Tenaga Kependidikan (Hukum, Profesi, K3 dan HaKI) Perlindungan terhadap profesi guru dalam melaksanakan kiprah profesinya meliputi:
- perlindungan hukum
- proteksi profesi
- proteksi keselamatan dan kesehatan kerja
- Perlindungan tersebut didapatkan dari:
- pemerintah
- pemerintah daerah
- masyarakat
- organisasi profesi
- satuan pendidikan tempat guru mengajar
7. Membangun Integritas di Satuan Pendidikan Integritas ialah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Definisi lain dari integritas ialah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Pada kehidupan sehari-hari integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Strategi dan upaya kepala sekolah/guru dalam menumbuhkan Integritas di lingkungan sekolah.
8. Penilaian Kinerja Guru dan Tenaga Kependidikan - Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Penilaian Kinerja Pendidik (guru, kepala sekolah, pamong belajar) yang objektif.
- Solusi dalam pemecahan problem penilaian Kinerja Pendidik.
- Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Penilaian Kinerja Tenaga.
- Kependidikan (pengawas sekolah, penilik) yang obyektif.
- Solusi dalam pemecahan problem penilaian Kinerja Tenaga Kependidikan (pengawas sekolah, penilik).
9. Meningkatkan Mutu dan Akses Pendidikan di Daerah 3T - Peran pendidik dalam meningkatkan mutu dan saluran dalam proses pembelajaran di tempat khusus (3T).
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan tata kelola sekolah di tempat khusus (3T). Peran pengawas sekolah dan penilik dalam melaksanakan supervisi di tempat khusus (3T). Best Practice dalam meningkatkan mutu dan saluran pendidikan di tempat khusus (3T).
10.Teknologi informasi sebagai media dan sumber pembelajaran Perkembangan dunia teknologi sebagai sumber pembelajaran di kurun globalsasi menawarkan laba yang luar biasa terhadap dunia pendidikan.
Teknologi informasi dan komunikasi dalam acara pembelajaran dan perkembangan dunia pendidikan, serta efek teknologi informasi dalam menghasilkan keluaran penerima didik yang bermutu dan modern.
Pengaruh apa saja (positive dan negative) yang sanggup disimpulkan dalam perkembangan teknologi informasi.
Catatan: setiap tema penulisan bagi guru dan tenaga kependidikan harus diadaptasi pada jenjang pendidikannya.
SELENGKAPNYA... Demikian info terkait dengan Pedoman Pelaksanaan Simposium Guru Dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016. Semoga bermanfaat